Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. (John Naisbitt, Pemimpin Umum Naisbitt Group).

Minggu, 07 Juli 2013

'World's City of Batik'

Unknown | Minggu, 07 Juli 2013 | 18.10 |
Branding Kota Pekalongan sebagai 'World's City of Batik' digambarkan dalam sebuah visual sebagamana tampak di samping, yang merupakan logotype dimana tulisan “Pekalongan” merupakan logo dengan penggayaan yang menggambarkan dinamisme kota yang kaya akan budaya dan tradisi dengan masyarakat yang sangat hangat dan bersahabat.

Logo diakhiri dengan lengkungan batang bunga ke atas yang menggambarkan tumbuh kembangnya kota dengan dalam semangat batik.

Karakter logotype diadaptasi dari penggayaan pengerjaan batik, menggambarkan keunikan kota Pekalongan yang inspiratif.

Logotype dibuat dalam 1 warna solid yang dapat tampil dalam berbagai warna, merupakan simbolisasi keluwesan kota dalam mengikuti perkembangan tren dunia.

Penjelasan loggo 'World's City of Batik' di atas saya kutip dari www.pekalongankota.go.id. Selanjutnya coba mari kita bahas apa yang dimaksud branding.


(dok: www.youtube.com)


American Marketing Association mendefinisikan merek (brand) sebagai “nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan merek dari para pesaing.” Maka merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau nyata─berhubungan dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata─berhubungan dengan apa yang direpresentasikan merek. Saat ini merek memainkan sejumlah peran penting yang meningkatkan hidup konsumen dan meningkatkan nilai keuangan perusahaan.

Ekuitas Merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin  dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.
                              
Prinsip dari model ekuitas merek berbasis-pelanggan adalah bahwa kekuatan merek terletak pada apa yang dilihat, dibaca, didengar, dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan pelanggan tentang merek sepanjang waktu.
                                   
Ekuitas merek berbasis-pelanggan (customer-based brand equity) adalah pengaruh diferensial yang dimiliki pengetahuan merek atas repons konsumen terhadap pemasaran merek tersebut.

Pertama, ekuitas merek timbul akibat perbedaan respons konsumen. Jika tidak ada perbedaan, maka pada intinya produk nama merek merupakan suatu komoditas atau versi generik dari produk. Persaingan kemungkinan timbul dalam hal harga.
Kedua, perbedaan respons adalah akibat pengetahuan konsumen tentang merek. Pengetahuan merek (brand knowledge) terdiri dari semua pikiran, perasaan, citra, pengalaman, keyakinan, dan lain-lain yang berhubungan dengan merek. Secara khusus, merek harus menciptakan asosiasi merek yang kuat, menyenangkan, dan unik dengan pelanggan, seperti yang dilakukan Volvo (keamanan), Hallmark (perhatian), dan Harley-Davidson (petualangan).
Ketiga, respons diferensial dari konsumen yang membentuk ekuitas merek tercermin dalam persepsi, preferensi, dan perilaku yang berhubungan dengan semua aspek pemasaran merek. Merek yang lebih kuat menghasilkan pendapatan yang lebih besar.

Oleh karena itu, tantangan bagi pemasar (Kota Pekalongan) dalam membangun merek yang kuat adalah memastikan bahwa pelanggan memiliki jenis pengalaman yang tepat dengan produk, jasa, dan program pemasaran mereka untuk menciptakan pengetahuan merek yang diinginkan.

Menurut penulis, pemasaran Batik Pekalongan dan brand 'World's City of Batik' akan mencitrakan brand merek secara fashionable, muda (lihat segmentasi), trendy, berkharisma. Prinsip dari model ekuitas merek Batik Pekalongan dan 'World's City of Batik' berbasis-pelanggan, yaitu bahwa kekuatan merek terletak pada apa yang dilihat, dibaca, didengar, dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan pelanggan tentang merek sepanjang waktu. Orang atau pembeli/pemakai Batik Pekalongan terlihat fashion, trendy, smart, dan berkharisma. Oleh karena itu, kita perlu memposisikan pembeli atau customer sebagai sarana iklan atau promosi disamping sebagai marketshare.

Ditulis Oleh : Unknown ~ Guru di SMA 5 Semarang

Artikel 'World's City of Batik' Semoga bermanfaat. Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar baik FB comment maupun comment di blog. Sebaiknya berikan comment selain di FB comment agar cepat teridentifikasi.

Related Post:

2 komentar:

  1. Batik yang bagus dan layak diakui dunia dan go internasional.

    BalasHapus
  2. Batik pekalongan anek jenis dan bagus dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Adakan up date kreasi dan model agar dapat bersaing dan digemari. Khusnul Khotimah - Reban Batang

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//